TARAKAN - Hasil pemeriksaan kecelakaan laut KM Bunga Lia oleh penyidik Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan dan Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Bunyu, tidak ditemukan unsur kelalaian.
Karamnya KM Bunga Lia diduga mendapat hantaman ombak besar pada 12 Maret lalu. “Pemeriksaan sudah selesai oleh KSOP Tarakan dan UPP Pulau Bunyu. Sudah kami bawa ke Kementerian Perhubungan. Hasilnya karena faktor cuaca. Nakhoda dan kru kapal sudah diperiksa sama penyidik,” ujar Kepala UPP Bunyu, Andi Mappiwajoi, Rabu (12/4).
Pemicu terjadinya karamnya KM Bunga Lia disebabkan hantaman ombak besar akibat cuaca ekstrem. Hal ini juga didasari atas data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pasalnya, saat kejadian hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang yang menyebabkan ombak besar. Namun tidak ada peringatan dini dari BMKG.
“Ombak saat itu satu meter sampai 1,5 meter, jadi kalau kapal kayu bisa langsung terbalik. Itu data pada saat kejadian. Itu hasil keterangan nakhoda dan 3 ABK. Pemeriksaan juga bergiliran,” ungkapnya.
Berkas hasil pemeriksaan nantinya akan dipelajari kembali oleh Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemenhub. Setelah itu diputuskan kembali oleh Mahkamah Pelayaran, untuk tindakan selanjutnya.
“Apakah nanti perlu ditingkatkan ke penyidikan tergantung keputusan Mahkamah Pelayaran. Tapi semua unsur tidak ada kesalahan dari human erorr atau kelalaian. Nakhoda kapal punya kompetensi,” tuturnya.
Saat dihadapi badai, nakhoda KM Bunga Lia sudah berupaya mengarahkan kapal ke pesisir untuk berlindung. Namun karena dalam keadaan gelap, situasi mengarahkan kapal tidak bisa dilakukan. Menurutnya, cuaca di Perairan Pulau Bunyu tidak menentu dan terkadang dilanda angin kencang.
Terlepas dari itu, pihaknya memberikan evaluasi serta imbauan kepada nakhoda dan 3 ABK. Sebelum berlayar, nakhoda memastikan kapal layak laut. Dengan selalu memperhatikan data cuaca dari BMKG.
“Pemilik kapal sudah kami periksa juga. Dia akan membiayai kerugian nakhoda dan ABK. Korban yang meninggal dunia sudah disantuni. Penyidik berkoordinasi dengan Ditrpolairud Polda Kaltara,” tutupnya. (sas/uno)