TANJUNG SELOR - Adanya laporan limbah medis yang berserakan di lorong penanganan Covid-19 yang berdekatan dengan permukiman warga beberapa waktu lalu, mendapat respons Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bulungan.
Kepala DLH Bulungan Ismail membenarkan adanya laporan masyarakat di sekitar RSUD dr Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor. Dimana ditemukan limbah medis botol plastik infus.
“Ya, benar ada aduan, tapi sudah bersihkan. Jadi untuk penanganan limbah domestik dan limbah medis di RSUD infonya dilakukan pihak ketiga yang menangani. Sebab sampah medis harus dilakukan dengan perlakuan khusus,” kata Ismail kepada Harian Rakyat Kaltara, Rabu (3/5).
Dijelaskan, limbah medis tidak boleh sembarangan dibuang apalagi di tempat pembuangan sampah. Pemusnahan harus dilakukan menggunakan insinerator. Tapi dengan adanya temuan limbah medis tersebut, kemungkinan pihak ketiga yang melakukan pemusnahan dianggapnya belum optimal. “Ini hanya asumsi saya saja, sebab tidak mungkin warga maupun perawat membuang sisa botol infus sembarangan. Untuk pembuangan limbah medis yang sembarangan ini bisa menyebakan berbagai macam infeksi,” ujarnya.
Selain tidak boleh dibuang sembarangan, limbah medis juga tidak boleh dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sesuai instruksi Kementrian Lingkungan Hidup (KLHK).
“ Yang jelas apapun bentuknya, rumah sakit harus amankan limbah ini, sebab sudah bekerja sama dengan pihak ketiga yang melakukan pembersihan. Jadi saya klaim ini ada keteledoran, karena menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Tetapi, ini hanya asumsi saja,” sebutnya.
Ditambahkan Kabid Penaatan dan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Irwansyah, tim sudah turun melakukan pemeriksaan terhadap aduan warga. Namun saat ke lokasi, limbah medis tersebut sudah dibersihkan.
“Sejak saat dikeluhkan di media sosial, sudah langsung dibersihkan,” jelasnya.
Pihaknya juga melakukan pertemuan langsung dengan manajemen rumah sakit agar limbah medis bisa ditagani secara khusus. “Limbah medis ini kan masuk B3, untuk pengelolaannya dan pengangkutan, pihak ketiga dari Samarinda yang lakukan,"terangnya.
"Kita saat ini belum menerima laporan dampak dari limbah medis tersebut, tetapi keluhan warga yang jadi perhatian," tutupnya. (*/ika/udi)