Warga Keluhkan Naiknya Harga Telur

- Jumat, 26 Mei 2023 | 14:37 WIB
HARGA TELUR NAIK: Pedagang dan pembeli keluhkan naiknya harga telur di pasar tradisional di Tarakan.
HARGA TELUR NAIK: Pedagang dan pembeli keluhkan naiknya harga telur di pasar tradisional di Tarakan.

TARAKAN - Harga telur ayam mengalami kenaikan di Kota Tarakan. Naiknya harga telur ini diperkirakan sudah terjadi sejak dua pekan terakhir, dengan kenaikan sebesar Rp 66 ribu-Rp 70 ribu per piring atau 32 butir.

Padahal sebelumnya sekitar Rp 50 ribu-Rp 65 ribu per piring. Salah seorang pembeli, Asrianah mengakui harga telur kian tinggi. Sebelumnya ia membeli telur ukuran jumbo Rp 62 ribu per piring. Dalam sepekan ini ia sudah membeli telur dengan harga Rp 70 ribu per piring.

“Naiknya hampir Rp 10 ribu. Namanya kami butuh untuk kebutuhan di rumah, tetap dibeli. Saya harap pemerintah bisa menstabilkan harga telur. Kalau bisa di bawah Rp 50 ribu per piring,” harapnya, Kamis (25/5).

Salah seorang pedagang telur di pasar Gusher Tarakan Ahmad Yani mengatakan, kini menjual telur seharga Rp 66 ribu dan besar Rp 70 ribu per piring. Padahal sebelumnya ia hanya menjual telur Rp 50 ribu-Rp 65 ribu per piring.

Ia tidak mengetahui pasti harga telur mengalami kenaikan dalam dua pekan terakhir. Sehingga ia mengantisipasi pembelian yang lebih sedikit dari sebelumnya.

“Paling hanya 600 piring setiap kedatangan kapal. Kalau sebelum naik harga, biasa saya ambil 700 hingga 800 piring. Setiap kedatangan kapal itu berbeda-beda. Kalau mengambil dari Tarakan selalu mahal, sudah terbatas telurnya harganya juga tinggi. Semua pelanggan mengeluh. Apalagi kalau untuk dijual lagi di warung-warung. Pasti dinaikin lagi harganya per butir,” ungkapnya.

Sementara itu, pedagang telur di Pasar Tenguyun, Rosdiana juga mengeluhkan hal yang sama. Sehingga ia membeli telur dari Pare-pare dengan harga yang cukup murah dibandingkan telur lokal.

“Kalau telur ayam di Tarakan itu dibatasi. Maksimal pembelian 70 rak beli, lebih dari itu tidak bisa. Untung pun tidak capai Rp 1 juta. Sebelumnya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Sekarang merosot,” keluhnya.

Terpisah, Kontributor Pasar Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (DKUMP) Tarakan Firman mengatakan, kenaikan harga telur ini memang sudah terjadi dari daerah pemasok yakni Sulawesi Selatan. Hal ini terjadi lantaran harga pakan ayam yang turut naik.

“Pangan dan obat-obatannya itu naik, makanya harga telurnya juga naik. Kalau kebutuhan telur memang dari Pare-pare,” tuturnya.

Pihaknya menyarankan membeli telur di agen penjual telur lokal di Tarakan. Menurutnya, harga telur lokal tidak semahal yang ada di pasaran. Namun ketersediaan telur lokal juga terbatas.

“Makanya pedagang lain itu mengambil dari luar semua. Kalau saya lihat masyarakat ini sukanya yang lokal. Kalau dari luar itu kadang dingin dan pecah kuningnya berhambur. Tapi tidak semua karena ada sizenya,” ucapnya.

Perbedaan harga yang dibandrol antara telur lokal dan telur dari luar tak cukup jauh yakni sekitar Rp 5 ribuan. Ia tak dapat memastikan kapan harga telur akan kembali normal.

Namun, menurut dia, naiknya harga telur ini tidak akan berlangsung lama. “Biasanya sebulan dua bulan itu harganya sudah turun. Permintaan dan kebutuhan juga mempengaruhi,” tandasnya. (sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X