TANJUNG SELOR - Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2023, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyebutkan, inflasi di Indonesia relatif terkendali.
Hal ini berdasarkan data rilis year on year (yoy) pada Mei 2022 dibandingkan pergerakan Mei 2023. Dari 4,33 persen turun menjadi 4,00 persen. Pada kesempatan ini dijelaskan, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 10,62 persen dan memberikan andil 1,29 persen.
Sementara itu untuk month to month (m-t-m) per Mei 2023 mengalami inflasi 0,09 persen. Dilihat secara series inflasi Mei 2023, secara m-t-m relatif rendah dari pada inflasi bulan sebelumnya pada April 2023 sebesar 0,33 persen.
Selanjutnya, dalam rakor ini sebutkan juga bahwa penyumbang terbesar inflasi pada Mei 2023 ini menduduki posisi pertama kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Dijelaskan lebih rinci, untuk komoditas penyumbang inflasi terbesar m-t-m bawang merah dengan andil 0,03 persen, daging ayam ras 0,03 persen, ikan segar 0,02 persen, telor ayam ras 0,02 persen, rokok kretek filter 0,02 persen, dan bawang putih 0,02 persen.
“Inflasi di Indonesia relatif terkendali. Di beberapa negara masih ada yang tidak tekendali bahkan meningkat. Kita bahkan terkendali year to year dari angka 4,33 persen menjadi 4,00 persen. Meskipun masih ada kenaikan bulan ke bulan dari April ke Mei dari 0,33 persen ke 0,09 persen tapi relatif bisa dikendalikan,” katanya, Selasa (6/6).
Ada beberapa komoditas yang butuh menjadi perhatian dan ada variasi di daerah-daerah. Untuk itu, sharing seluruh paparan yang ada kepada rekan-rekan semua. Tolong dicek, dilihat daerahnya apakah termasuk daerah tertinggi atau tidak inflasinya. Apa penyebabnya, dan perlu ada langkah-langkah apa di lapangan.
Hadir mengikuti rakor yang digelar secara daring ini instansi terkait dari lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), unsur Forkopimda, dan BPS Kaltara. (dkisp)