TANJUNG SELOR – Kawasan pertanian di Bulungan terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Plt Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Bulungan Syahruddin menyebutkan, terjadi perubahan pada nomenklatur yang sebelumnya food estate menjadi penyangga ketahanan pangan Kaltara.
“Untuk perubahan yang terjadi, sistem pengembangannya tetap masih sama dengan food estate,” kata Syahruddin, Kamis (8/6). Akan tetapi, pengembangan kawasan pertanian di Bulungan masih belum berjalan maksimal. Sebab, minimnya infrastruktur pertanian. “Saat ini infrastruktur jalan dan jembatan yang jadi kendala. Sehingga, biaya petani yang menjual hasil pertanian di pasar sangat tinggi,” jelasnya.
Karena terkendala infrastruktur, banyak petani yang memilih beralih profesi. Walaupun demikian, Dispertan Bulungan terus melakukan upaya agar para petani mendapatkan mitra dalam menjual hasil pertaniannya.
“Untuk kesiapan mitra ini skemanya masih disusun,” jelasnya. Diakui Syahruddin, Dispertan Bulungan juga telah menyiapkan lahan inti seluas 300 hektare di Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Bulungan.
“Jadi, jikalau ada perusahaan yang mau berinvestasi, kami sudah siapkan lahan 300 hektare untuk dikelola oleh perusahaan. Juga kita sedang mendorong pembentukan perda terkait perlindungan kawasan penyangga ketahanan pangan,” sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Bulungan Iwan Sugianta menjelaskan, Pemkab Bulungan bersama Pemprov Kaltara sudah melakukan pembahasan terkait rencana investasi. “Jadi, nanti ada investor baru yang akan berinvestasi di kawasan food estate Tanjung Buka,” jelasnya. (*/ika/kpg/er/k16)
