TANJUNG SELOR - Agribisnis kelapa sawit memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal ini sejalan dengan pembangunan secara nasional.
Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Palliwang mengatakan, komoditas kelapa sawit memiliki nilai strategis yang besar dalam mendukung perekonomian nasional. Peran kelapa sawit sebagai prime mover pembangunan agribisnis, penyedia lapangan kerja, dan sumber pendapatan petani.
Provinsi Kalimantan Utara dengan sektor perkebunan yang signifikan, turut berkontribusi terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Dengan luasan lebih dari 579.420 hektare perkebunan kelapa sawit dan 20 pabrik pengolahan yang tersebar di empat kabupaten. Mencakup Kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau, dan Tana Tidung.
“Ini menunjukkan prospek cerah bagi Kalimantan Utara, dalam pengembangan sektor perkebunan. Bisa terlihat selamat ini kontribusi kelapa sawit,” tuturnya, belum lama ini.
Realisasi pembangunan kebun plasma dan jumlah tenaga kerja yang mencapai 8.333 orang menjadi indikator positif. Pada tahun 2021, perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Utara menghasilkan lebih dari 12.664,42 ton. Data tersebut diprediksi akan terus meningkat, mengingat peningkatan luas lahan perkebunan setiap tahunnya.
“Dampak ekonomi dari perkebunan kelapa sawit terlihat dalam kontribusinya terhadap APBD. Pada tahun 2024, Provinsi Kalimantan Utara diharapkan mendapatkan DBH kelapa sawit sebesar Rp 56.351.938.000,” harapnya.
Perlu diperhatikan, pembangunan industri kelapa sawit harus diimbangi dengan perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya petani kelapa sawit. Akses terbatas terhadap permodalan, infrastruktur, dan sarana pendukung pertanian menjadi tantangan yang perlu diatasi. Pemprov Kaltara menyadari pentingnya kelembagaan pertanian, terutama kelembagaan petani kelapa sawit.
“Kelembagaan ini menjadi syarat untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah, termasuk subsidi pupuk, bibit bersertifikat, dan program peremajaan sawit rakyat,” ungkapnya. (fai/uno)